BARABAI-Kodim 1002/HST menggelar kegiatan Pembinaan Antisipasi Balatkom dan Paham radikal tahun anggaran 2022, bertempat di Aula Sapta Marga Jalan Telaga Padawangan Kelurahan Barabai Timur Kecamatan Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan.Senin (06/11)
Kegiatan dibuka langsung oleh oleh Dandim 1002/HST Letkol Kav Gagang Prawardhana.S.I.P.,M.Han, diikuti oleh seluruh anggota dan Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XXV Kodim 1002 Koorcab Rem 101 PD/Mulawaraman.
Dalam kesempatan tersebut Dandim 1002/HST Letkol Kav Gagang Prawardhana.S.I.P.,M.Han mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara multikultural yang sangat beraneka ragam suku, ras, budaya dan agama. Pada era setelah reformasi yang terjadi di Indonesia, banyak hal yang memang menjadi pemicu perpecahan dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi bahkan dalam era digital saat ini. Perkembangan inilah yang dapat memicu adanya konflik yang menyebabkan negara Indonesia dengan mudahnya dapat disusupi dengan paham-paham radikal yang cepat berkembang melalui penyebaran informasi yang salah atau berita bohong dalam hal ini disebut hoax,"katanya
Perkembangan Bahaya Laten Komunis dan Paham Radikal yang dapat disusupi dari berita bohong tersebut bertentangan dengan Ideologi Pancasila sebagai pemersatu anak bangsa. Dengan prediksi ancaman yang dapat timbul setiap saat baik ancaman dari dalam negeri maupun luar negeri, ada ancaman yang datangnya dari dalam negeri yaitu Bahaya Laten Komunis dan Paham Radikal.
Untuk itu Dalam rangka menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan menjaga keselamatan segenap bangsa Indonesia dari segala bentuk ancaman, dibutuhkan sistem pertahanan yang bersifat semesta yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya.
Bertemakan. “Mewujudkan Binter TNI-AD Yang Adaptif Melalui Giat Komsos Mewaspadai Bahaya Laten Komunis dan Paham Radikal Demi Keselamatan Bangsa dan Tegaknya NKRI”. Diharapkan seluruh anggota dan keluarga besar TNI dan memahami dapat mengantisipasi adanya paham radikal yang dapat memecah belah kesatuan dan persatuan Bangsa Indonesia,”tegas Dandim (pendim1002).